MAKALAH
TAKSONOMI 1
Psilotum nudum
Di
Susun Oleh :
Elisa
Yulianingsih
12320154
2E
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU
PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur
atas nikmat Allah SWT, karena nikmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Psilotum nudum ” ini.
Penyusunan makalah ini
bahan bagi penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Taksonomi 1 serta bahan
dalam memahami tentang salah sau spesies tumbuhan paku yaitu Psilotum nudum
yang merupakan salah satu tumbuhan paku yang termasuk kedalam classis
Psilophytinae ( paku telanjang ).
Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, untuk itu
penulis sangat mengharapkan adanya masukan, saran, dan kritik dari semua pihak.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi orang lain.
Penulis
Elisa Yulianingsih
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan
berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket
steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di
tempat yang lembab. Akar serabut
berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk
epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena
terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat
mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih
muda melingkar dan menggulung. Berdasarkan bentuk dan ukuran dan susunannya
daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk
kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum
memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang
daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun
tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun
yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk
menghasilkan spora.
Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora
(sporangium).
Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus muda
sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora
yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora
(isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora menghasilkan
satu jenis spora (contoh : Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora
menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan
mikrospora (ukuran kecil) (contoh : Marsilea / semanggi dan Selaginella / paku
rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora
menghasilkan spora bentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin
(contoh : Equisetum debile /paku ekor kuda).
Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok
yaitu Psilophytinae, Lycophodynae, Equisetinae, dan Filicinae. Psilotophytinae
mempunyai dua Ordo yaitu Psilophytales dan Psilotales. Salah satu spesies dari
ordo Psilotales yaitu Psilotum nudum yang tersebar luas di daerah tropik
dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun berupa
mikrofil berbentuk sisik dan tidak bertulang pengganti akar berupa rizoma
diselubungi rambut-rambut yang dikenal sebagai rizoid.
B.
Rumusan Masalah
·
Apakah yang dimaksud dengan tumbuhan paku?
·
Bagaimanakah Psilophytinae itu?
·
Bagaimakah ciri-ciri Psilotum nudum?
C.
Tujuan Penulisan
·
Untuk mengetahui ciri-ciri tumbuhan paku.
·
Untuk mengetahui cirri-ciri ordo Psilotales
melaui salah satu spesiesnya yaitu Psilotum nudum.
D.
Manfaat Penulisan
·
Dapat memenuhi tugas mata kuliah Taksonomi 1.
·
Dapat mengetahui ciri-ciri tumbuhan paku.
·
Dapat mengetahui ciri-ciri ordo Psilotales.
·
Dapat mengetahui bagaimana spesies Psilotum
nudum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku tergolong
tumbuhan kormus berspora, yang disebut Pterydophyta. Istilah ini berasal dari
bahasa Yunani, yaitu pteron = sayap, bulu. Pteridophyta adalah tumbuhan
kormus yang menghasilkan spora, dan memiliki susunan daun yang umumnya
membentuk bangun sayap (menyirip) dan pada bagian pucuk tumbuhan itu terdapat
bulu – bulu. Daun mudanya membentuk gulungan atau melingkar.
Memiliki
empat struktur penting, yaitu lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat disekeliling
organ reproduksi, embrio multiseluler yang terdapat dalam arkegonium, kutikula
pada bagian luar, dan yang paling penting adalah sistem transport internal yang
mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah. Sistem transport ini
sama baiknya seperti pengorganisasian transport air dan zat makanan pada
tumbuhan tingkat tinggi.
v Ciri-ciri Morfologi:
1.
Akar
Bersifat seperti akar
serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas sel – sel yang dapat
dibedakan dengan sel – sel akarnya sendiri.
2.
Batang
Pada sebagian jenis
tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat didalam tanah berupa rimbang ,
mungkin menjalar atau sedikit tegak. Jika muncul diatas permukaan tanah,
batangnya sangat pendek sekitar 0,5 m. akan tetapi ada batang bebrapa jenis
tumbuhan paku seperti paku pohon /paku tiang yang oanjangnya mencapai 5 m dan
kadang – kadang bercabang misalnya: Alsophilla dan cyathea.
3.
Daun
Daun selalu melingkar
dan menggulung pada usia muda .
Berdasarkan bentuk ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan antara
epidermis, daging daun, dan tulang daun.
a.
Mikrofil
Daun ini berbentuk kecil – kecil seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging daun dan tulang daun.
Daun ini berbentuk kecil – kecil seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging daun dan tulang daun.
b. Makrofil
Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangaki dan bertulang daun, serta bercabang – cabang. Sel – sel penyusunnya telah memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut daun).
Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangaki dan bertulang daun, serta bercabang – cabang. Sel – sel penyusunnya telah memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut daun).
Daun paku tumbuh dari percabangan tulang daun
yang disebut frond, dan keseluruhan daun dalam satu tangkai daun disebut
pinna. Jika diperhatikan pada
permukaan bagian daun (frond) terdapat bentuk berupa titik-titik
hitam yang disebut sorus, dalam sorus terdapat kumpulan sporangia
yang merupakan tempat atau wadah dari spora. Gambar dibawah ini menunjukkan
sporangia yang tergabung dalam struktur sorus (jamak sori).
Tidak semua daun paku
memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki sorus merupakan daun fertil
yang disebut daun sporofil, daun paku yang tidak memiliki sorus disebut daun steril. Daun ini banyak mengandung klorofil dan banyak dimanfaatkan untuk
proses fotosintesis. Daun ini disebut daun tropofil.
Ditinjau dari
fungsinya , daun tumbuhan paku dibedakan atas:
a.
Tropofil
Merupakan
daun yang khusus untuk fotosintesis.
b.
Sporofil
Daun ini berfungsi untuk menghasilkan
spora. Tetapi daun ini juga dapat melakukan fotosintesis, sehingga disebut pula
sebagai troposporofil.
Adapun struktur sorus
adalah bagian luar dari sorus berbentuk selaput tipis yang disebut indusium.
Bagian dalam sorus terdapat kumpulan sporangium yang didalamnya berisi
ribuan spora. Jika daun sporofil (daun fertil) diletakkan di atas permukaan
kertas polos, maka bentuk spora akan terlihat seperti serbuk bedak berwarna
hitam, coklat, kemerahan, kuning atau hijau tergantung jenis tumbuhan pakunya.
Masing-masing spora akan
tumbuh menjadi paku dewasa melalui proses yang kompleks.
v Habitat
Habitatnya didarat, terutama
pada lapisan bawah tanah didataran rendah, tepi pantai, lereng gunung, 350
meter diatas permukaan laut terutama didaerah lembab, dan ada juga yang
bersifat epifit(menempel) pada tumbuhan lain.
Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan paku :
Ø kadar air dalam
tanah
Ø kadar air dalam udara
Ø Kandungan hara
mineral dalam tanah
Ø kadar cahaya untuk fotosintesis
Ø suhu yang
optimal
Ø Perlindungan
dari angin
Ø perlindungan
dari cahaya yang terlalu kuat
Tidak semua faktor
tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada jenis tumbuhan pakunya. Survive tidaknya suatu
tumbuhan paku di suatu areal tergantung dari ketahanan gametofitnya, apakah
akan berkembang secara
alami di lingkungannya atau tidak.
Seperti tanaman tingkat tinggi, tumbuhan paku tumbuh lingkungannya
masing-masing (biasanya tempat
lembab). beberapa paku dapat bertahan hidup di daerah yang ekstrim seperti lingkungan kering dan
panas. Beberapa jenis paku dapat tumbuh di daerah gurun Tumbuhan paku
meletakkan dirinya tepat sesuai dengan nitchenya, tanah yang lembab, udara yang lembab,
intensitas cahaya dan sebagainya. Jarang tumbuhan paku hidup diluar nitchenya. Jika anda ingin menumbuhkembangkan paku, maka anda harus menciptakan
lingkungan yang sesuai sehingga
tumbuhan paku tumbuh dan berkembang dengan optimal.
v Reproduksi
Reproduksi tumbuhan
ini dapat secara aseksual (vegetative),
yakni dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora.
Reproduksi secara
seksual (generative) melalui pembentukan
sel kelamin jantan dan betina oleh alat-alat kelamin (gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium) menghasilkan spermatozoid dan gametogonium betina
menghasilkan sel telur (ovum). Seperti tumbuhan lumut ,
tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran keturunan).
Ditinjau dari
macam spora yang dihasilkan , tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi tiga
golongan seperti berikut ini:
1.
Paku Homospora
(isospora)
Menghasilkan satu jenis spora , misalnya Lycopodium (paku kawat).
2.
Paku
Heterospora
Menghasilkan dua jenis spora yanhg berlainan; yaitu mikrospora berkelamin
jantan dan makrospora (mega spora) berkelamin betina, misalnya : Marsilea
(semanggi), Selaginella (paku rane).
3.
Paku Peralihan
Paku ini merupakan peralihan antara homospora dengan heterospora, yaitu
paku yang menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda
jenis kelaminnya, satu berjenis kelamin jantan dan lainnya berjenis kelamin
betina, misalnya Equisetum debile (paku ekor kuda).
Pteridophyta dibagi menjadi
empat kelas yaitu :
1)
. Psilophytinae
2)
. Lycopodinae
3)
. Equisetinae
4)
. Filicinae
B. Psilotum
nudum
Psilotum nudum merupakan salah
satu spesies tumbuhan paku yang termasuk dalam Classis Psilophytinae Ordo
Psilotales.
Klasifikasi :
Domain : Eukarya
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Classis : Psilophytinae
Ordo : Psilotales
Familia :
Psilophytineae
Genus : Psilotum
Spesies : Psilotum nudum
v Morfologi
Psilotum nudum :
·
Psilotum nudum tidak
mempunyai akar hanya mempunyai tunas di tanah dengan bentuk rhizoid.
·
Mempunyai batang di dalam tanah ( rizoma / rimpang ), juga mempunyai batang di
atas tanah ( tegakan / shoot) membentuk cabang menggarpu yang tumbuh tegak lurus ke atas dengan
sporangium di ujung cabang berbentuk
relatif besar.
·
Tidak mempunyai daun sejati, hanya berupa
mikrofil (daun kecil) yang berbentuk sisik, tidak mempunyai tulang daun dan
tersusun jarang dalam garis spiral.
·
Sporangium terletak diantara
taju-taju atau ketiak sporofil.
·
Batang berwarna hijau
·
Sporogonium berwarna kuning keemasan.
·
Memiliki protalium
yang besarnya hanya beberapa cm berbentuk silinder dan bercabang.
v Anatomi Psilotum
nudum
·
Sporogonium mempunyai 3 ruang.
·
Dinding terdiri atas beberapa lapis sel.
·
Tidak mempunyai tapetum.
·
Pada permukaan terdapat
anteridium yang terdiri atas banyak ruang yang mengeluarkan spermatozoid yang
mempunyai banyak bulu cambuk.
·
Arkegonium kecil dan agak tenggelam.
·
Mempunyai berkas pengangkut dengan trakeida cincin yang berkayu dan
mempunyai endodermis
v Perkembangbiakan
Psilotum nudum
Pada waktu spora masak spora akan keluar.
Setelah itu spora akan jatuh ke tanah dan akan membentuk protalium. Protalium
ini akan menghasilkan anteridium dan arkegonium. Anteridium akan menghasilkan
sperma. Sperma ini akan menuju ke arkegonium yang akan melakukan perleburan
dengan sel ovum yang menghasilkan zigot. Zigot ini akan melakukan meiosis yang
kemudian akan membentuk tumbuhan baru.
v Perolehan
energi
Pada Psilotum nudum mempunyai daun yang
kecil sehingga fotosintesis dilakukan oleh batang, maka klorofil paling banyak
terdapat pada batang. Pemenuhan karbondioksida untuk fotosintesis diperoleh
melalui mulut kulit. Sedangkan unsur hara diperoleh dari dalam tanah melalui rizoid,
karena pada Psilotum nudum sudah mempunyai berkas penyangkut.
v Habitat
Psilotum nudum hidup tersebar luas di daerah tropik dan
subtropik. Psilotum nudum tumbuh diatas tanah pada daerah dengan suhu
yang lembab.
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, Gembong.
1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar